Bercerita tentang seorang mahasiswa abadi bernama Sintong Tinggal dari salah satu kampus ternama di Indonesia yang tidak lulus-lulus karena satu dan lain hal. Dalam buku ini diceritakan bahwa Sintong selama masa kuliahnya menjaga toko buku bajakan milik pamannya yang berlokasi tidak jauh dari kampusnya.
Buku ini banyak menceritakan tentang ke-idealis-an seorang mahasiswa dari hal-hal yang sudah dianggap wajar oleh orang-orang saat ini yakni “pencurian” suatu karya. Lain dari karya Tere Liye pada umumnya, saya sendiri agak bosan membacanya. Karena dalam karya ini, seorang Tere Liye sangat-sangat memberikan pesan yang jelas tentang peristiwa “pencurian” yang dianggap hal wajar tersebut. Tidak seperti karya Tere Liye yang lain yang suka memberikan sebuah pesan-pesan tersirat yang menjadikan karyanya sangat saya gemari.
Awalnya, saya mengira Selamat Tinggal ini akan bergenre romance karena diawal cerita menceritakan kisah cinta Sintong saat masih menjadi mahasiswa baru, patah hati kemudian tidak lulus-lulus, dan kembali menemukan semangat untuk lulus salah satunya karena naksir seorang wanita, namun nyatanya tidak.
Plot yang dibawa oleh buku ini juga tidak cukup menarik menurut saya jika dibandingkan dengan buku-buku Tere Liye sebelumnya seperti Hujan, Pergi, Pulang, Sunset Bersama Rosie, dsb. Namun, jika anda ingin membaca buku yang ringan, ini cocok sekali. Buku ini juga memberi motivasi untuk anda yang sedang fase tidak semangat bersekolah, terlebih untuk yang tidak lulus-lulus kuliah. Karena disini Sintong yang pengangguran selama dua tahun saja dapat menyelesaikan skripsi dalam waktu dua bulan. Juga memberikan semangat untuk para pemuda agar rajin membaca dan membuat tulisan
quotes menarik ada di halam 321 dan 337
halaman 337 menceritakan alasan penulis yang menjadi landasan Sintong untuk kembali melanjutkan skripsinya itu berhenti menulis.
13–1–2021